Welcome To my circle

Saat segala kemungkinan masih berpintu, dapatkah aku kembali hadir ?

Senin, 12 Desember 2011

sehelai kelelahan

Wajahmu pagi ini bercerita banyak
tentang kelelahan semalam suntuk,
diantara rinai hujan diluar jendela
sinar bulan yg tertutup awan hitam
dan ciuman yg membasahi kerongkonganku..

Ada rambutku  tertinggal di sela pahamu..
katamu..itu pertanda bahwa malam ini aku budakmu..
aku tak ingin jadi budak siapapun..ujarku..
harus..katamu
karna rambutmu memasuki wilayah kelaminku..

kerongkonganku mulai kering...
rinai hujan hanya membasahi bibirku..
dan malam ini
seperti malam sebelumnya aku jadi budakmu...

Digelapnya malam
kulihat sehelai lagi rambut tertinggal didadamu
bukan rambutku..rambut siapa???

Selasa, 06 Desember 2011

Gelisah

Aku merasa sangat gelisah, tidurku tak lagi nyenyak dan nyaman, apa sebenarnya yg berkecamuk dipikiranku..aku merasa benar-benar lelah dengan diriku sendiri, dengan diriku yg selalu larut dengan kenangan usang yg tak lagi terpakai, kenapa kenangan yg hanya sedikit itu bisa sangat menggangguku, kenapa aku seperti larut dan enggan keluar dari sana, kenapa sepertinya aku menikmati semua kesakitan ini, rasa sakit yg menusuk-nusuk hatiku..sangat menyakitkan, walaupun begitu sepertinya aku enggan beranjak pergi.. aku menikmati semua kesakitan ini.

Kamis, 01 Desember 2011

Secangkir Kegelisahan

Hujan yg tadi sempat menghentikan langkahku sudah reda dari tadi, tapi aku tetap tak beranjak dari tempat dudukku, aku sengaja berlama-lama duduk di sebuah warung kopi kecil pinggir jalan yg tadi hanya jadi tempat singgahku sementara sambil menunggu hujan reda, sambil menikmati segelas kopi pahit dan gorengan yg kelebihan minyak, aku duduk sambil mengamati lalu lalang orang-orang, ada satu orang yg menarik perhatianku, seorang bapak-bapak separuh baya yg duduk di depan mejaku, sebenarnya dia tidak duduk tepat didepanku, ada 3 meja kosong didepanku dan dia duduk dimeja paling belakang, ada jarak 3 meja kosong yg memisahkan antara aku dan bapak separuh baya itu, sebenarnya dia bukanlah sosok yg menarik, dia hanyalah seorang lelaki separuh baya seperti kebanyakan orang, yg menarik perhatianku karna sikapnya yg daritadi tampak gelisah, sebenarnya sedang memikirkan apa beliau? pertanyaan itu sempat terlontar dibenakku, dari awal waktu dia memasuki warung kopi ini dan memilih duduk didepanku kegelisahannya tak pernah surut dari wajahnya, aku yg kebetulan duduk didepannya menjadi pengamat tak resmi, aku terus memperhatikannya..sesekali dia melihat kearah luar dan mulai menyeruput kopinya dan beberapa menit kemudian dia melakukan hal yg sama, meminum kopinya dan mengarahkan pandangan keluar..sedang menunggu seseorang atau hanya menunggu hujan reda seperti aku, mungkin saja dia masuk kewarung kopi ini dgn tujuan yg sama sepertiku..hanya menunggu hujan reda..hanya sekedar singgah, 2 orang asing terjebak diwarung kopi kecil pinggir jalan sambil menunggu hujan reda dan satu orang diantaranya sok menjadi  pengamat, salah satu orang asing itu adalah aku..sudah hampir satu jam aku disini, 3 cangkir kopi pahit dan beberapa gorengan sudah habis kulahap, hujanpun mulai reda tapi aku malah makin asyik duduk dan tak ingin cepat-cepat beranjak dari sini, bapak separuh baya didepanku juga msh ditempat yg sama dgn kegelisahan yg sama yg tergambar jelas di raut
wajahnya, dan aku masih dengan aktifitas yg sama..mengamati setiap gerak-geriknya, aku mengamati sosoknya, dia tampak rapi dengan kemeja garis-garis warna coklat dan celana kain warna hitam, dicuaca seperti ini sosoknya tampak suram seperti matahari yg tertutup awan hitam, mungkin memang ada awan hitam yg membebani pikirannya yg membuat kegelisahan tak pernah hilang dari raut wajahnya, sedang memikirkan apa? itu pertanyaanku selanjutnya..memikirkan tagihan-tagihan yg menguras kantong atau memikirkan istri yg sedang sakit..aku menerka-nerka sendiri jawaban dari pertanyaanku..pertanyaan untuk orang asing yg kebetulan kutemui hari ini.
Tegukan terakhir dan cangkir kopinya kosong..dia beranjak dari tempat duduk dan menuju kasir..samar-samar aku dengar dia bertanya..berapa semuanya? sang kasir menyebut beberapa nominal dan bapak itu mengeluarkan dompet lusuhnya utk membayar beberapa gelas kopi pahitnya, bapak separuh baya yg dari tadi kuamati telah beranjak pergi menembus hujan yg sekarang hanya menyisakan gerimis..meninggalkan aku orang asing dgn banyak tanya dibenakku yg tentu saja tak mungkin terjawab, karna sosok asing yg sedari tadi membuatku bertanya-tanya telah pergi dari sini.

Aku masih tak beranjak..masih ditempat yg sama dengan segelas kopi pahit dan gorengan kelebihan minyak, mengamati  lalu-lalang orang-orang dijalan dan menikmati keheningan ruangan ini, sekarang disini hanya ada aku dan penjaga warung yg mulai mengantuk...aku sudah ingin beranjak pergi ketika masuk seorang perempuan paruh baya dengan porsi kegelisahan yg berbeda..dan benakkun pun kembali bertanya-tanya..sedang memikirkan apa? akupun mulai diselimuti keraguan..beranjak pergi atau melanjutkan jadi pengamat dadakan.

Perempuan itu duduk dikursi yg baru saja ditinggalkan bapak paruh baya tadi, akupun mulai bertanya-tanya? apa ini cuma kebetulan..dua orang asing yg kutemui hari ini memilih duduk di depanku..mereka seperti sengaja membuatku bertanya-tanya dan mengijinkanku membaca kegelisahan yg tergambar jelas di raut wajah mereka.